Senin, 08 Juni 2009

  1. Syarat-syarat Tumbuh
  1. Tinggi tempat : Mulai dari dataran rendah sampai dengan ketinggia 800 m dpl
  2. Curah Hujan : 1500 - 2500 mm/thn, dengan periode basah 6 bln.
  3. Tanah : Tanaman manggis sangat baik pertumbuhannya pada tanah yang kaya akan bahan organik, serta tanah yang aerasinya cukup baik, jenis tanah agak berat sampai tanah ringan.
  1. Bibit
  1. Bibit berasal dari perbanyakan vegetatif dengan cara sambungan.
  2. Bibit yang akan ditanam harus berlabel yang dikeluarkan oleh BPSBTPH
  1. Persiapan Tanam
  1. Pengolahan Lahan
  • Usahakan lahan tidak terbuka luas terhadap sinar matahari, oleh karena itu tidak perlu membabat seluruh pohon yang ada kecuali yang mengganggu tanaman manggis berkembang.
  • Jarak tanam manggis 8 X 10 m atau 10 X 10 m.
  1. Pembuatan lobang

Lobang dibuat dengan ukuran

  • Panjang : 50 cm
  • Lebar : 50 cm
  • Dalam : 50 cm

Lobang dibiarkan terbuka selama 1-2 minggu, kemudian lobang ditutup dengan campuran tanah galian bagian atas dengan bahan organik. Jumlah pupuk organik yang diberikan tergantung pada kesuburan tanah.

  1. Penanaman
  1. Saat tanam yang baik adalah awal musim hujan
  2. Penanaman hanya sampai leher akar.
  1. Pemeliharaan
  1. Pembuatan naungan.
  • oleh karena tanaman manggis tidak tahan terhadap sinar matahari langsung untuk itu perlu dibuat naungan.
  • lama tanaman manggis diberi naungan adalah samapi berumur ± 2 tahun.
  • ukuran naungan adalah sbb:
  • panjang 60 cm
  • lebar 40 cm
  • tinggi 75 cm
  • tonggak dari kayu / bambu, atap dari daun alang-alang atau daun kelapa dan lain-lain sedangkan dinding kosong.
  1. Untuk pertumbuhan vegeratif yang baik, satu bulan setelah tanam diberi 100-200 gram urea/pohon. Pemberian diulang setiap enam bulan sekali dan ditambah dengan pupuk kandang 20-30 kg/pohon. Apabila tanaman manggis sudah berbuah diberi pupuk NPK sebanyak 0,5 kg/pohon dan diulang setiap enam bulan sekali.
  2. Penyiangan.
    Penyiangan pada tanaman manggis hanya dilakukan terhadap tumbuhan yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman saja. Hal ini disebabkan tanaman manggis tidak tahan terhadap sinar matahari langsung.
  3. Penyisipan
    Apabila tanaman manggis yang ditanam ada yang mati atau pertumbuhan sangat kerdil sebaiknya segera dilakukan penyisipan/penggantian dengan bibit baru.
  4. Pengendalian Hama dan Penyakit
  1. Hama
  • Tupai
    Tupai menyerang buah yang hampir masak, tiap ekor tupai dapat menghabiskan 2-3 butir buah manggis/hari.

    Pengendalian : yang sering dilakukan adalah dengan jalan menembak dengan senapan angin atau dikroyok siang hari
  • Pemakan Daun
    Ulat pemakan daun yang masih muda, sedang warna ulat kelabu coklat dan berambut.

    Pengendalian : oleh karena serangan dilakukan pada malam hari maka pengendalian dengan penggunaan insektisida sistemik.
  1. Penyakit
  • Jamur upas.
    Gejala : Timbul pada batang atau cabang kulitnya berwarna cokklat, tetapi belum membentuk gabus tebal.

    Pengendalian : Adalah dengan jalan memusnahkan pada stadium rumah laba-laba. Di samping itu penyemprotan cabang-cabang yang sakit dengan fungisida antara lain Calixin 5 % atau Dowco 282,5 %.
  • Bercak daun Cescospora
    Gejala: Daun yang terserang berat menjadi kuning dan rontok. Penyakit ini disebabkan oleh Cercospora averrhoae Fres.

    Pengendalian: Dengan jalan penyemprotan dengan fungisida yaitu kaptafol atau fungisida yang membendung bahan aktif tembaga.
  1. Penanganan Hasil
  1. Panen.
    Pemanenan harus dilakukan pada saat yang tepat yaitu pada waktu buah sudah tua. Buah manggis yang sudah tua yaitu pada kulit buah sudah berwarna ungu.
  2. Penanganan buah segar
    Waktu panen buah tidak boleh buah terjatuh, luka, lecet, memar dan lain-lain. Setelah panen buah yang rusak dengan yang baik perlu dipisahkan. Buah yang rusak ditandai dengan keluarnya getah kuning dari kulit buah.

    Buah yang baik dikelompokkan atas dasar ukuran buah yaitu:
  1. Mutu super yaitu diameter buah 6,5 cm.
  2. Mutu I yaitu diameter buah 5,5 - 6,5 cm.
  3. Mutu II yaitu diameter buah 5,5 cm.

Buah yang dipetik dengan mengikutsertakan tangkainya pada suhu kamar dapat bertahan 2-3 minggu.

  1. Pengolahan Hasil

Buah manggis dapat juga diolah hasilnya melalui:

  • Pengalengan buah manggis
  • Pengolahan saus manggis

Sabtu, 06 Juni 2009

rambutan


Rambutan adalah tanaman tropis yang tergolong ke dalam suku lerak-lerakan atau Sapindaceae, berasal dari daerah kepulauan di Asia Tenggara. Kata "rambutan" berasal dari bentuk buahnya yang mempunyai kulit menyerupai rambut.

Rambutan banyak terdapat di daerah tropis seperti Afrika, Kamboja, Karibia , Amerika Tengah, India, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan Sri Lanka.
Daftar isi
1 Pemerian botani
1.1 Pembungaan dan bunga
1.2 Buah
2 Varietas rambutan
3 Lihat pula
//

[sunting] Pemerian botani
Pohon hijau abadi, menyukai suhu tropika hangat (suhu rata-rata 25 derajat Celsius), tinggi dapat mencapai 8m namun biasanya tajuknya melebar hingga jari-jari 4m. Daun majemuk menyirip dengan anak daun 5 hingga 9, berbentuk bulat telur, dengan variasi tergantung umur, posisi pada pohon, dan ras lokal.
Pertumbuhan rambutan dipengaruhi oleh ketersediaan air. Setelah masa berbuah selesai, pohon rambutan akan bersemi (flushing) menghasilkan cabang dan daun baru. Tahap ini sangat jelas teramati dengan warna pohon yang hijau muda karena didominasi oleh daun muda. Pertumbuhan ini akan berhenti ketika ketersediaan air terbatas dan tumbuhan beristirahat tumbuh.

[sunting] Pembungaan dan bunga
Tumbuhan ini menghasilkan bunga setelah 7 tahun jika ditanam dari biji, namun pada usia 2 tahun sudah dapat berbunga jika diperbanyak secara vegetatif. Rambutan biasanya berumah dua, tetapi bersifat androdioecious, ada tumbuhan jantan dan tumbuhan banci. Tumbuhan jantan tidak pernah bisa menghasilkan buah.
Pembungaan rambutan dipengaruhi oleh musim atau ketersediaan air. Masa kering tiga bulan menghentikan pertumbuhan vegetatif dan merangsang pembentukan bunga. Di daerah Sumatera bagian utara, yang tidak mengenal musim kemarau rambutan dapat menghasilkan buah dua kali dalam setahun. Di tempat lain, bunga muncul biasanya setelah masa kering 3 bulan (di Jawa dan Kalimantan biasanya pada bulan Oktober dan November).
Bunga majemuk, tersusun dalam karangan, dengan ukuran satuan bunga berdiameter 5mm atau bahkan lebih kecil. Bunga jantan tidak menghasilkan putik. Tumbuhan banci yang baru berbunga biasanya menghasilkan bunga jantan, baru kemudian diikuti dengan bunga dengan alat betina (putik). Bunga banci (hermafrodit) memiliki benang sari yang fungsional dan memiliki dua bakal buah, meskipun jika terjadi pembuahan hanya satu yang biasanya berkembang hingga matang, sementara yang lainnya tereduksi. Penyerbukan dilakukan oleh berbagai jenis lebah, namun yang paling sering hadir adalah Trigona, lebah kecil tanpa sengat berukuran sebesar lalat. Di berbagai apiari, bunga rambutan juga menjadi sumber utama nektar bagi lebah peliharaan.

[sunting] Buah
Buah rambutan terbungkus oleh kulit yang memiliki "rambut" di bagian luarnya (eksokarp). Warnanya hijau ketika masih muda, lalu berangsur kuning hingga merah ketika masak/ranum. Endokarp berwarna putih, menutupi "daging". Bagian buah yang dimakan, "daging buah", sebenarnya adalah salut biji atau aril, yang bisa melekat kuat pada kulit terluar biji atau lepas ("rambutan ace"/ngelotok).
Pohon dengan buah masak sangat menarik perhatian karena biasanya rambutan sangat banyak menghasilkan buah. Jika pertumbuhan musiman, buah masak pada bulan Maret hingga Mei, dikenal sebagai "musim rambutan". Masanya biasanya bersamaan dengan buah musiman lain, seperti durian dan mangga.
Rambutan adalah tanaman tropis yang tergolong ke dalam suku lerak-lerakan atau Sapindaceae, berasal dari daerah kepulauan di Asia Tenggara. Kata "rambutan" berasal dari bentuk buahnya yang mempunyai kulit menyerupai rambut.
Rambutan banyak terdapat di daerah tropis seperti Afrika, Kamboja, Karibia , Amerika Tengah, India, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan Sri Lanka.
Daftar isi
1 Pemerian botani
1.1 Pembungaan dan bunga
1.2 Buah
2 Varietas rambutan
3 Lihat pula
//

[sunting] Pemerian botani
Pohon hijau abadi, menyukai suhu tropika hangat (suhu rata-rata 25 derajat Celsius), tinggi dapat mencapai 8m namun biasanya tajuknya melebar hingga jari-jari 4m. Daun majemuk menyirip dengan anak daun 5 hingga 9, berbentuk bulat telur, dengan variasi tergantung umur, posisi pada pohon, dan ras lokal.
Pertumbuhan rambutan dipengaruhi oleh ketersediaan air. Setelah masa berbuah selesai, pohon rambutan akan bersemi (flushing) menghasilkan cabang dan daun baru. Tahap ini sangat jelas teramati dengan warna pohon yang hijau muda karena didominasi oleh daun muda. Pertumbuhan ini akan berhenti ketika ketersediaan air terbatas dan tumbuhan beristirahat tumbuh.

[sunting] Pembungaan dan bunga
Tumbuhan ini menghasilkan bunga setelah 7 tahun jika ditanam dari biji, namun pada usia 2 tahun sudah dapat berbunga jika diperbanyak secara vegetatif. Rambutan biasanya berumah dua, tetapi bersifat androdioecious, ada tumbuhan jantan dan tumbuhan banci. Tumbuhan jantan tidak pernah bisa menghasilkan buah.
Pembungaan rambutan dipengaruhi oleh musim atau ketersediaan air. Masa kering tiga bulan menghentikan pertumbuhan vegetatif dan merangsang pembentukan bunga. Di daerah Sumatera bagian utara, yang tidak mengenal musim kemarau rambutan dapat menghasilkan buah dua kali dalam setahun. Di tempat lain, bunga muncul biasanya setelah masa kering 3 bulan (di Jawa dan Kalimantan biasanya pada bulan Oktober dan November).
Bunga majemuk, tersusun dalam karangan, dengan ukuran satuan bunga berdiameter 5mm atau bahkan lebih kecil. Bunga jantan tidak menghasilkan putik. Tumbuhan banci yang baru berbunga biasanya menghasilkan bunga jantan, baru kemudian diikuti dengan bunga dengan alat betina (putik). Bunga banci (hermafrodit) memiliki benang sari yang fungsional dan memiliki dua bakal buah, meskipun jika terjadi pembuahan hanya satu yang biasanya berkembang hingga matang, sementara yang lainnya tereduksi. Penyerbukan dilakukan oleh berbagai jenis lebah, namun yang paling sering hadir adalah Trigona, lebah kecil tanpa sengat berukuran sebesar lalat. Di berbagai apiari, bunga rambutan juga menjadi sumber utama nektar bagi lebah peliharaan.

[sunting] Buah
Buah rambutan terbungkus oleh kulit yang memiliki "rambut" di bagian luarnya (eksokarp). Warnanya hijau ketika masih muda, lalu berangsur kuning hingga merah ketika masak/ranum. Endokarp berwarna putih, menutupi "daging". Bagian buah yang dimakan, "daging buah", sebenarnya adalah salut biji atau aril, yang bisa melekat kuat pada kulit terluar biji atau lepas ("rambutan ace"/ngelotok).
Pohon dengan buah masak sangat menarik perhatian karena biasanya rambutan sangat banyak menghasilkan buah. Jika pertumbuhan musiman, buah masak pada bulan Maret hingga Mei, dikenal sebagai "musim rambutan". Masanya biasanya bersamaan dengan buah musiman lain, seperti durian dan mangga.